Wednesday 12 November 2008

NOKTAH HITAM

Sumber Daya Manusia (SDM) merupakan salah satu faktor utama keberhasilan pembangunan suatu negara. Karena itu investasi di bidang pendidikan sangat penting. Pendidikan memiliki peranan dalam menentukan kualitas manusia, lewat pendidikan yang diperoleh manusia diharapkan dapat membangun kualitas hidupnya, yang tentu saja mempengaruhi perkembangan bangsanya.

Hingga saat ini, pendidikan Indonesia belum bisa menghembuskan kabar baik. Berbagai upaya untuk mengatasi persoalan akses dan kualitas telah dilakukan, baik oleh pemerintah, swasta, bahkan lembaga donor internasional dan masyarakat pun turun tangan. Akan tetapi belum membuahkan hasil menggembirakan.
Ironisnya, usaha tersebut seolah masih setengah hati dilakoni. Kualitas pendidikan Indonesia yang rendah malah dijadikan ‘barang dagangan’ yang dijual di berbagai kampanye. Sekolah gratis misalnya. Bila ditelisik, pada kenyataannya tak ada sekolah yang gratis. Dalam satu tahun para orang tua murid harus mengeluarkan minimal 1 juta rupiah untuk biaya buku paket, buku tulis, seragam, dan tetek bengek lainnya.

Kebobrokan ini diperparah lagi dengan minimnya anggaran APBD yang dialokasikan ke dunia pendidikan. Propinsi Sulawesi Barat contohnya, dari total APBD 2007, Rp 356, 6 miliar, Diknas mendapat jatah 9,8 M dari 28 M yang diusulkan. Itupun harus dibagi untuk belanja aparat, perjalanan dinas, makan minum, honor pegawai, dan program pendidikan masyarakat. Merujuk pada amanat UU SIKDIKNAS, alokasi pendidikan minimal 20 % dari total APBD. Bisa dibayangkan, betapa setengah hatinya pemerintah dalam urusan pendidikan?
Faktor ekonomi dan biaya sekolah mahal telah memicu angka anak usia sekolah yang tidak bisa mengenyam pendidikan terus meningkat, pun yang putus sekolah dan anak-anak yang bunuh diri karena tercekik tingginya SPP, buku, seragam, dan iuran lainnya.

Pembangunan sektor pendidikan dianggap hanya membuang anggaran tanpa jelas manfaatnya, tak heran jika alokasi anggaran pendidikan biasanya sisa dari anggaran-anggaran lainnya. Bukti ilmiah di lapangan justru menunjukkan fungsi vital pendidikan dalam memosisikan manusia sebagai kekuatan utama bagi kemajuan berbagai sektor pembangunan bangsa. Karenanya, pengeluaran untuk pendidikan harus dipandang sebagai investasi masa depan.

Pada masa globalisasi ini persaingan antarbangsa semakin ketat. Kita bangsa Indonesia dituntut untuk menyiapkan SDM berkualitas yang memiliki keunggulan kompetitif. Dari mana lagi kita peroleh kalau bukan dari pendidikan? Maka, segera hapus noktah-noktah hitam pada paras pendidikan kita !
hant

No comments: